Selasa, 09 Desember 2014

PENTINGNYA VISI, MISI DALAM PENINGKATAN KINERJA LEMBAGA PAUDNI

by: Arif nasdianto
Penilik DKI Jakarta

Visi dan misi merupakan hal yang sangat strategis bagi pengembangan Lembaga Paudni (termasuk SKB, LKP dan PKBM)  ke depan. Bagaimana visi misi ini seharusnya dikembangkan pada lembaga Paudni?  

Lembaga Paudni seharusnya mengembangkan secara kontinu visi misi ke depan yang idealnya direvisi setiap empat sampai lima tahun mendatang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan Lembaga Paudni
Adapun tahapan-tahapan pengembangan visi misi ke depan antara lain:
  1. Memilih beberapa artikel yang mempunyai korelasi dengan visi misi yang ada sekarang dan meminta semua jajaran Kasi/penjab/pimpinan/nanajer untuk membacanya sebagai informasi awal.
  2. Meminta para Kasi/penjab/pimpinan/manajer untuk membuat sendiri pernyataan visi misi bagi lembaga Paudni.
  3. Seorang fasilitator atau dewan Kasi/penjab/pimpinan/nanajer puncak menyatukan semua pernyataan itu ke dalam sebuah dokumen.
  4. Membagikan draft pernyataan tersebut ke semua Kasi/penjab/pimpinan/nanajer.
  5. Permintaan akan perubahan, penambahan dan penghapusan diperlukan .
  6. Pertemuan ulang untuk merevisi dokumen tersebut.
  7. Setelah semua Kasi/penjab/pimpinan/nanajer memberikan masukan serta mendukung dokumen final, maka organisasi dapat mudah memperoleh dukungan untuk aktifitas perumusan, penerapan dan pengevaluasian strategi.
     (Lewis & Smith, 1994),
Landasan dari pembuatan visi
  1. Berorientasi pada masa depan
  2. Tidak dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini, tetapi harus masa mendatang
  3. Mengekspresikan kreatifitas.
  4. Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
  5. Memperhatikan sejarah, kultur dan nilai organisasi meskipun ada perubahan terduga.
  6. Mempunyai standart tinggi, ideal serta harapan bagi anggota lembaga
  7. Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya.
  8. Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi pada lembaga
  9. Menggambarkab keunikan lembaga dan kompetisi serta citranya.
10. Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga.
     (Lewis & Smith, 1994)
  Ciri-ciri Visi
  1. Berorientasi pada perubahan,
  2. Bersifat jangka panjang
  3. Berorientasi pada manusia
  4. Menyatakan masa depat yang menjajikan,
  5. Terurai dengan rinci
  6. Memberi kekuatan,
  7. Memberi tantangan,
  8. Mengilhami kemajuan (Manajemen Strategi , Depdikbud, Direktorat Tendik, 2000)
Landasan dari pembuatan misi:
  1. Keberadaan lembaga adalah untuk berbuat apa
  2. Apa produk atau jasa utama lembaga
  3. Apa yang bersifat unit dari lembaga
  4. Siapa konsumen utama dari lembaga
  5. Mengapa mereka merupakan konsumen utama
  6. Pihak lain mana yang berkepentingan dengan lembaga dan mengapa
  7. Apa core values atau nilai dasar lembaga
Peranan Misi suatu organisasi pada lembaga Paudni. 
  1. Kesepakatan maksud organisasi
  2. Alokasi sumber daya
  3. Iklim organisasi
  4. Identifikasi individu dengan organisasi
  5. Penerjemahan tujuan ke dalam struktur kerja
  1. Penjelasan mengenai hierarki maksud, tujuan , parameter ketercapaian dan indikator keberhasilan (Manajemen Strategi , Depdikbud, Direktorat Tendik, 2000)

Organisasi yang memiliki visi misi yang komprehensif cenderung memiliki kinerja yang baik karena organisasi tersebut mempunyai panduan dan  tahapan dalam mencapai impian yg jelas dan selalu mengadakan evaluasi baik secara internal dan eksternal .
visi misi komprehensif sangat mempengaruhi kinerja yang baik antara lain:
  1. Organisasi memiliki kepastian  yang jelas dalam mencapai tujuannya. Dengan visi misi yang jelas, organisasi mempunyai pedoman ke arah mana bisnis dijalankan. Seperti pada visi, hal mendasarnya adalah “Ingin menjadi seperti apakah kita?” serta misi “Apakah bisnis kita?”
  2. Organisasi menyediakan  landasan, atau standar untuk mengalokasi sumber daya organisasional dengan pengaturan dan pemilihan strategi yang tepat.
  3. Organisasi mampu membangun struktur organisasi yang terpadu. 
  4. Organisasi menjadi focus pada tujuannya sehingga menciptakan pola piker yang sama dengan semua sumber daya manusia yang ada dan menghambat mereka yang tidak sejalan

PENURUNAN PRODUCTIVITAS ORGANISASI JIKA KITA TIDAK MENGEDEPANKAN PERSATUAN DAN KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Dalam menjalankan roda organisasi IPI (Ikatan Penilik Indonesia) maka factor yang lebih diutamakan adalah Sumber Daya Manusia  hal ini karena proses aksi, interaksi dan transaksi  organisasi begitu pelik yang dikelola oleh sekelompok orang (pengurus) yang memiliki komitmen bersama dalam mencapai tujuan dan harapan bersama. Apabila SDM yang tersedia dan yang mengelola dan mengemudi  organisasi adalah manusia yang memiliki kompeten dalam bidang yang disandangnya maka dapat di pastikan product dari organisasi tersebut akan berkualitas dan siap menjawab tantangan terkini, artinya dapat mengikuti kebutuhan perjuangan dan bersaing  sesuai dengan perubahan waktu.

            Kini IPI Pusat dalam melakukan aksi, interaksi dan transaksi kebijakan , adanya kendala dalam menjalankan roda kebijakan organisasi, manakala SDM yang telah di putuskan bersama mengalami alih profesi /alih tugas dan tak siap dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Secara produktivitas IPI Pusat tidak mengalami peningkatan secara maksimal. Yang ada hanyalah output akademis yang terkadang sulit diaplikasikan dilapangan.

            Ketika  perputaran roda organisasi dirasakan tiada menunjukkan perkembangan yang pesat maka perlu segera diadakan revisi dan eveluasi dalam tubuh organisasi sebelum pada akhirnya jatuh pada jurang yang dalam. Misalnya segera penggantian personil dalam tubuh organisasi IPI secara cepat dan bijaksana. Konsolidasi dalam tubuh organisasi dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman prinsip-prinsip serta tujuan organisasi pada seluruh anggota organisasi dan melalui langkah -langkah jitu sesuai AD/ART dan peraturan yang mengikat sehingga organisasi dapat berdiri kokoh pada masanya.( masa kini dan masa yang akan datang) Untuk itu Persatuan Indonesia dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyakyat Indonesia perlu kita depankan

pers realise IPI Pusat, Desember kelabu 2011

TUDUHAN KINERJA PENILIK SANGAT LEMAH ....TIDAK BERDASAR



By: Arif Nasdianto
sekjen Ikatan Penilik Indonesia 




DUPAK (Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit) dan Pernyataan melakukan Pekerjaan Penilik merupakan ukuran  hasil pekerjaan penilik selama  bekerja sebagai jabatan penilik tertentu ke jabatan yang lebih tinggi. Pembuatan Pernyataan melakukan suatu pekerjaan sebagai penilik penting sekali, hal ini untuk membuktikan bahwa penilik bekerja sesuai dengan tupoksinya. Kita harus Tahu bahwa penilaian kinerja penilik berbasis angka kredit. Arti sederhana makin tinggi perolehan angka kredit makin tinggi pula kinerja sebagai penilik.

Banyak tuduhan miring terhadap penilik yaitu penilik  tidak bekerja. Sebenarnya tuduhan itu kurang PAS (bukan singkatan). karena pengalaman saya penilik dalam menjalankan tugasnya selalu berpedoman pada perencanaan tahunan dan triwulan yang mengacu pada Perundang-undangan yang telah ditetapkan.

Belakangan ini Penilik di Indonesia dalam melangkah untuk menciptakan kinerja yang baik dimulai dengan menentukan sasaran dan target kerja. Sasaran dan target kerja inilah yang diformulasikan dalam format SKP (sasaran Kerja Pegawai) selama satu tahun oleh penilik.  Langkah awal inilah sebagai acuan dalam pembuatan rencana kerja tahunan penilik yang dijabarkan secara rinci.

Di lapangan tidak dipungkiri lagi banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan SKP atau rencana kerja, hal ini karena banyak pekerjaan titipan dari atasan yang tidak semestinya dikerjakan dan lebih parah lagi jika volume pekerjaan ini jauh lebih tinggi ( banyak) dari pekerjaan utamanya. Katakan pekerjaan titipan ini pekerjaan penunjang itupun harus tidak lebih dari 20%.

Pemantauan IPI Pusat terhadap rekan Penilik di Indonesia,  jika pekerjaan titipan tidak dilaksanakan dianggap penilik sama sekali tidak bekerja dan kinerja penilik sangat lemah. Ini sama sekali tidak benar dan tidak berdasar , karena kinerja penilik berbasis angkla kredit. Kami menghimbau yaitu : (1)  kepada semua pihak (penilik, dan para pejabat eselon yang terkait dengan jabatan penilik) agar sama-sama mempelajari perundang-undangan, Peraturan Mentri PAN RB no 14, serta juklak dan juknisnya tentang jabatan penilik. Himbauan ini adalah demi menciptakan kinerja penilik di indonesia lebih baik.(2). Agar rekruitmen penilik disesuaikan dengan peraturan yang ada yakni terdapatnya jabatan bidang penilik Kursus, penilik Kesetaraan dan penilik Paud . usulan diktum nomor  (2) agar penilik bekerja secara spesifik dan   memperkercil permasalahan serta memudahkan pemecahan masalah di lapangan.

Jumat, 05 Desember 2014

LANGKAH - LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN PENILIK DALAM PENGENDALIAN MUTU PROGRAM PAUDNI TAHUN 2014



    

by: Arif Nasdianto, Penilik Jakarta Timur





Pengendalian mutu program pendidikan nonformal dan informal adalah proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan melalui perencanaan, pemantauan, penilaian, dan pembinaan program pada satuan Pendidikan Nonformal informal  dalam rangka memastikan penyelenggaraan layanan pendidikan melalui lembaga dapat mencapai standar yang ditetapkan , hal ini kegiatan pengendalian mutu progam yang dilakukan oleh penilik PAUDNI dimaksudkan agar program-program yang dilakukan oleh lembaga pendidikan nonformal sesuai dengan standar pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional termasuk di dalamnya standar pendidikan nonformal.

Pengendalian mutu program ini diperlukan bagi seorang penilik, selain karena memang tugas utamanya. Untuk itu agar kegiatan pengendalian mutu program PAUDNI berjalan efektif dan sesuai standar maka perlu disusun Rencana Kerja Tahunan Pengendalian Mutu di Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2014.  Rencana Kegiatan Tahunan pengendalian mutu  Tahun 2014 terwujud atas bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait. Untuk itu langkah - langkah  terwujudnya penyusunan Rencana Kerja  Tahunan Pengendalian Mutu di bawah ini :
         
Langkah - langkah  Cara menyusun rencana kerja tahunan yang saya lakukan yaitu;

1
Membuat administrasi kegiatan penyusunan rencana tahunan
2
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana 
tahunan  pengendalian mutu program PAUDNI
3
Mengumpulkan pedoman, juklak, juknis yang terkait dengan penyelenggaraan
PAUDNI
4
Mengidentifikasi permasalahan hasil pelaksanaan pengendalian mutu  program
PAUDNI tahun sebelumnya
5
Mengkaji dan menganalisis hasil pelaksanaan pengendalian mutu program 
PAUDNI tahun sebelumnya dan pedoman, juklak, juknis yang terkait dengan
penyelenggaraan PAUDNI
6
Mempersiapkan bahan presentasi berupa hasil kajian dan anĂ¡lisis 
Pelaksanaan   pengendalian  mutu  tahun sebelumnya dan data   kegiatan  
yang sedang  berjalan
7
Mempresentasikan rencana tahunan pengendalian mutu program PAUDNI
8
Merumuskan saran/ masukan untuk penyempurnaan rencana tahunan     
pengendalian mutu program  PAUDNI
9
Menyempurnakan rencana tahunan pengendalian mutu program PAUDNI   
berdasarkan saran / masukan
10
Meminta pengesahan rencana tahunan pengendalian mutu program 
PAUDNI kepada Kepala Kasudin Dikmen Jakarta Timur
11
Mendistribusikan rencana tahunan kepada pihak terkait , antara kain Kabid Tendik
Dinas Pendidikan, Kabid PNFI Dinas Pendidikan, Kasudin Dikmen Jakarta Timur, Kasi
PNFI, dan Kasi Tendik Sudin dikmen Jakarta Timur.


Live Traffic Feed