Kamis, 27 Februari 2014

MENUJU PKBM UNGGUL (EXCELLENT BASE SCHOOL) Salah satu upaya dalam meningkatkan Mutu Pendidikan



Issu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sangat lemah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. akhir akhir ini berkembang di kalangan akademisi dan para praktisi PNFI karena PKBM selalu mengikuti langkah kebijakan proyek dan program yang digulirkan dari pusat. Akhirnya lambat laun PKBM tidak dapat berdaya melihat perkembangan tuntutan atau kebutuhan belajar masyarakat sebagai pelanggan pendidikan.


PKBM sebagai tempat pembelajaran dan pusat informasi kegiatan pendidikan Non formal Informal tentunya PKBM harus memahami dinamika aspirasi masyarakat terhadap lembaganya. Dalam rangka menuju PKBM unggul minimalnya harus berorientasi pada pelanggan artinya PKBM harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan belajar atau keinginan-keinginan masyarakat tentang lembaga pendidikannya dan diterapkan dalam managemennya. Dengan demikian maka akan terjadi kepuasan pada msyarakat tentang pelayanan mengikuti pendidikan di PKBM. Walaupun suatu lembaga pendidikan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan memerlukan pelayanan (service) berupa program dan fasilitas yang perlu modal banyak.

PKBM yang berorientasi pelanggan setidaknya harus ada pelayan internal dan eksternal. Pelayanan internal dapat dikatagorikan pelayanan bidang administrasi, supervisi dan managemen dalam operasional lembaga yang berhubungan dengan pembelajaran Pendidikan Nonformal. Sedangkan pelayanan eksternal adalah pelayanan pada warga belajar dan masyarakat luas.

Jika kita cermati PKBM harus ada pelayanan baik internal maupun eksternal hal ini minimal ada lima  fungsi PKBM antara lain sebagai berikut :
1. Pembelajaran/Bimbingan/Pelatihan. Fungsi ini merupakan pokok untuk mencapai tujuan utama keseluruhan lembaga PKBM
2. Pelayanan khusus kepada warga belajar / masyarakat. Fungsi ini mencakup usaha yang berhubungan dengan warga belajar. Tetapi tidak berhubungan dengan Pembelajaran.
3. Managemen. Fungsi ini merupakan ciri usaha yang berhubungan dengan Tupoksi lembaga. Usaha ini merupakan kewajiban urusan Pimpinan , Tata Usaha, Tutor. Managemen dalam pengertian ini memberikan dukungan pelayanan dalam kegiatan organisasi PKBM
4. Supervisi. Fungsi ini adalah mencakup dengan pengajaran tetapi juga berhubungan dengan warga belajar.
5. Administrasi. Bidang administrasi umum dalam operasional PKBM merupakan usaha secara
erat yang berhubungan dengan pengajaran atau terhadap Tutor dan Warga belajar

Dari uraian di atas timbul suatu pertanyaan, “apakah PKBM yang berorientasi pelanggan akan dapat meningkatkan mutu pendidikan ?” 
Jika kita analisis keseluruhan fungsi utama PKBM di atas secara operasional berhubungan dengan pengajaran. Pengajaran inilah yang akan mempengaruhi out put (hasil pengajaran). Hal ini digambarkan oleh Syafaruddin (2002) dalam buku Managemen Mutu Pendidikan Terpadu dalam Pendidikan sebagai berikut :

Managemen…………..>Pelayanan……………>,Pembelajaran………>Hasil Belajar

Pelayanan terdiri dari : Pelayanan;(1) Supervisi. (2)Administrasi, (3)Khusus Warga belajar
Mencermati kerangka di atas, jika segala pelayanan kita tingkatkan maka akan meningkatkat hasil belajar Peserta didik ( Warga Belajar) ,  hal ini mengindikasikan   peningkatan  hasil belajar peserta didik  secara tidak langsung akan meningkatkan  mutu pendidikan.

Selanjutnya perlu ditambahkan dan diperjelas bahwasanya, PKBM berorientasi pelanggan merupakan salah satu variabel menuju PKBM unggul. Hal ini jangan sampai dibalik, “PKBM unggul adalah PKBM berorientasi pelanggan”. Dikatakan demikian karena dalam PKBM unggul atau PKBM efektif (Excellent base School) menurut Beare, dkk (1989) dalam buku Creating an Excellent School , bahwa : Untuk menjadi Lembaga unggul atau lembaga efektih adalah harus memperhatikan ; pelayanan pelanggan, peningkatan produktivitas, sumber daya managemen, pembiayaan program, gaya managemen PKBM (School) , pemasaran, akuntabilitas terhadap stakeholder, memasukan tenaga ahli, kontribusi pendidikan terhadap ekonomi, dan respon terhadap kekuatan pasar.
Jadi PKBM yang hanya berorientasi pada kontek pelanggan kiranya masih jauh menuju PKBM unggul (Excellent School). Hanya saja orientasi pada kontek pelanggan merupakan kunci sukses PKBM untuk menuju keberhasilan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Sekjen IPI Pusat
by: Arif Nasdianto

Minggu, 16 Februari 2014

HASIL PEMBIMBINGAN DAN PEMBINAAN PROGRAM PAUDNI DI KEC. JATIEGARA KEPADA PTK BERDASARKAN STANDAR PENDIDIKAN, TAHUN 2013


A.   Deskrpsi Data hasil Bimbingan Kelompok PTK berdasarkan  Standar Isi.

Bimbingan /Pembinaan kelompok terhadap PTK tentang Standar Isi berdasarkan data hasil pemantauan (triwulan II) dan penilaian (tri wulan III), hasil pemantauan dan penilaian ini adanya deviasi pada program PNFI ketidak sesuaian / kesiapan standar isi dan tingkat keberhasilan penyelenggaraan program PNFI dalam standar isi maka dari itu penilik melakukan langkah pembinaan atau bimbingan kelompok di antaranya pada PTK Program PNFI sebagai berikut:

1.    PTK Program Paud
Berdasarkan hasil bimbingan kelompok terhadap  PTK PAUD yang berjumlah 26 orang Penyelenggara tgl 25 oktober 2013 tentang penjabaran standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) kedalam indikatornya maka 76 % (20 orang) penyelenggara dapat memahami dapat mengaplikasikan sedangkan 24 % (6 orang) Penyelenggara Paud masih belum dapat mengaplikasikan penjabaran SK , KD dan indicator untuk itu penilik melakukan langkah lanjutan bimbingan perorangan terhadap 6 orang untuk dapat memahaminya dengan target keberhasilan selama 3 hari (lihat lampiran 1, 2 dan 3).

2.    PTK Program Kesetaraan
Berdasarkan hasil bimbingan kelompok terhadap  PTK Kesetaraan  yang berjumlah 16 orang Penyelenggara tgl 11 Nopember 2013 tentang penjabaran standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) kedalam indikatornya maka 87 % (14 orang) penyelenggara dapat memahami dapat mengaplikasikan sedangkan 13 % (2 orang) Penyelenggara Kesetaraan masih belum dapat mengaplikasikan penjabaran SK , KD dan indicator untuk itu penilik melakukan langkah lanjutan bimbingan perorangan terhadap 2 orang untuk dapat memahaminya dengan target keberhasilan selama 3 hari (lihat lampiran 7, 8 dan 9).

B.   Deskrpsi Data hasil Bimbingan Kelompok PTK berdasarkan  Standar Proses.
1.    PTK Program Paud
Berdasarkan hasil bimbingan kelompok terhadap  PTK PAUD yang berjumlah 26 orang Penyelenggara tgl 29 oktober 2013 tentang penyusunan rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH) berdasarkan standar kompetensi maka 69 % (18 orang) penyelenggara dapat memahami dapat mengaplikasikan sedangkan 31 % (8 orang) Penyelenggara Paud masih belum dapat mengaplikasikan RKM dan RKH berdasarkan standar kompetensi anak , untuk itu penilik melakukan langkah lanjutan bimbingan perorangan terhadap 8 orang untuk dapat memahaminya dengan target keberhasilan selama 3 hari (lihat lampiran 4, 5 dan 6).

2.    PTK Program Kesetaraan
Berdasarkan hasil bimbingan kelompok terhadap  PTK Kesetaraan  yang berjumlah 16 orang Penyelenggara tgl 25 Nopember 2013 tentang Penyusunan RPP maka 75 % (12 orang) penyelenggara dapat memahami dapat mengaplikasikan sedangkan 25 % (4 orang) Penyelenggara Kesetaraan masih belum dapat mengaplikasikan pembutan RPP, untuk itu penilik melakukan langkah lanjutan bimbingan perorangan terhadap 2 orang untuk dapat memahaminya dengan target keberhasilan selama 3 hari (lihat lampiran 10, 11 dan 12).
3.    PTK Program Kursus
Berdasarkan hasil bimbingan kelompok terhadap  PTK Kursus  yang berjumlah 5 orang Penyelenggara tgl 5 Desember 2013 tentang Penyusunan RPP , dari hasil bimbingan selama 3 jam maka 100 % (5 orang) penyelenggara dapat memahami dapat mengaplikasikan penyunan RPP program kursus. untuk itu penilik tidak melakukan langkah lanjutan bimbingan perorangan terhadap PTK Program Kursus (lihat lampiran 13 dan 14). (by; arif nasdianto)

Live Traffic Feed