Jumat, 18 Mei 2012

RUMUSAN KURIKULUM PKBM BERDAYA SAING

oleh:
Arif Nasdianto

Penilik PNFI Sudin Dikmen Jakarta Timur



    A.  Latar Belakang

              PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)  sebagai salah satu lembaga pendidikan yang  salah satu tujuannya adalah  mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah, berpotensi untuk mencetak SDM berkualitas. Untuk itu penataan dan pengembangan PKBM perlu diarahkan pada program-program yang dapat meningkatkan: pemberdayaan potensi warga belajar, dan mutu lulusan.
           Oleh karena itu tantangan utama PKBM di Indonesia saat ini adalah meningkatkan daya saing dengan membentuk keunggulan kompetitif di semua sector. Baik sektor riil maupun jasa, dengan mengandalkan pada kemampuan sumber daya manusia, teknologi dan manajemen  tanpa mengurangi keunggulan kompetitif yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia.

          Namun pada kenyataannya pengelolaan yang terjadi saat ini mengalami keadaan yang stagnan atau kurang keatif inovatif.  Hal ini ditandai dengan adanya pengaturan kelas secara konvensional, dominasi metode ceramah, tutor  sebagi satu-satunya sumber belajar, warga belajar  cenderung pasif, system evaluasi yang tidak variatif, dan masih banyak lagi.  Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap output dan outcome pendidikan, yang menurut berbagai survey selalu berada pada posisi bawah.

         Di samping itu, beban belajar yang banyak dapat menyebabkan kejenuhan pada warga belajar, serta menjadikan pembelajaran kurang efektif dan kurang focus. Warga belajar mengetahui banyak, namun tidak dapat menangkap makna pengetahuan yang diperolehnya (mereka hanya mengetahui permukaan dan tidak mengetahui secara mendalam).

          Untuk itu, diperluan langkah-langkah regulasi pengelolaan / layanan pendidikan di PKBM agar potensi yang ada pada warga belajar dapat berkembang secara optimal. Atau dengan perkataan lain, diperlukan upaya-upaya inovatif yang dapat memacu percepatan peningkatan mutu pendidikan. Untuk mendukung hal di atas, PKBM sebagai satuan pendidikan yang terkecil diharapkan mampu melakukan terobosan-terobosan.

         Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta  cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran tingkat satuan pendidikan perlu disusun dengan mengedepankan kebutuhan dan / atau potensi yang ada warga belajar.  Dalam hal ini, PKBM dapat mendesain kurikulum secara khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan dan / atau potensi warga belajar, sehingga menghasilkan tamatan yang mampu menjawab tantangan-tantangan di masa mendatang.

          PKBM sebagai salah satu tempat pendidikan dan pelatihan mengembangkan dimensi-dimensi yang dapat menghasilkan pembaharuan dalam pendidikan.yaitu;
mengedepankan orientasi pada kebutuhan tenaga kerja yang professional, mengintegrasikan antara pendidikan dan pelatihan baik di PKBM maupun di industri  merupakan terobosan yang dilakukan oleh PKBM dalam menjadikan PKBM menjadi ujung tombak kegiatan proses belajar mengajar yang dalam implementasinya memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif dengan menggunakan Competency Based Training (CBT) dengan mengacu pada standar kompetensi yang telah mendapat pengakuan secara nasional maupun internasional.

       Selain itu, perlu dikembangkan pula model pembelajaran team teaching yang dianggap dapat memberikan  kebermaknaan pembelajaran karena pembelajaran dalam satu rombongan yang disebabkan persepsi tutor yang berbeda. Disamping itu, kegiatan pendampingan warga belajar perlu lebih dioptimalkan, yang memiliki implikasi pada pencapaian target yang lebih maksimal.   Dengan uraian di atas, maka PKBM perlunya Tim Pengembang Kurikulum PKBM yang mencoba merancang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


B.  Tujuan Pengembangan Kurikulum PKBM
         Tujuan Pengembangan Kurikulum PKBM sebagai upaya mengoperasionalkan Panduan yang disiapkan oleh PKBM , untuk digunakan oleh para pihak yang terlibat dalam pengembangan Kurikulum PKBM umumnya dan para pendidik khususnya.Kurikulum PKBM adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai  tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

     C.   Prinsip Pengembangan Kurikulum PKBM
            Kurikulum PKBM dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh PKBM dan masyarakat, di bawah koordinasi dan supervisi penilik atau dinas pendidikan, mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP. Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, Kurikulum PKBM dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

   1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga   
      belajar dan lingkungannya
                 Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa warga belajar memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi warga belajar disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga belajar serta tuntutan lingkungan. Warga belajar memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan pembelajaran berpusat pada warga belajar.

   2.   Beragam dan terpadu
            Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik warga belajar, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. 

  3.   Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni     
                 Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum harus memberikan kegiatan pembelajaran warga belajar untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 

  4.   Relevan dengan kebutuhan kehidupan
        Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha/industri dan dunia kerja. Oleh karena itu, upaya pengembangan kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional merupakan keniscayaan.

   5.   Menyeluruh dan berkesinambungan
            Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

   6.   Belajar sepanjang hayat
            Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan warga belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

   7.   Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
           Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

     D.Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum PKBM
      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal  sebagai  berikut.
1.     Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian warga belajar secara utuh. Kurikulum yang disusun harus memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
2.  Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan warga belajar
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik warga belajar.
3.     Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4.     Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5.     Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi warga belajar yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali warga belajar memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan warga belajar yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6.     Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEKS.
7.     Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8.     Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9.     Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan warga belajar yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10.  Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11.  Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12.  Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas masing-masing satuan pendidikan.


Tidak ada komentar:

Live Traffic Feed