Minggu, 21 Juli 2013

PENERAPAN STRATEGI PELAYANAN BIMBINGAN PADA TUTOR PROGRAM KESETARAAN



by: Arif Nasdianto (sekjen ipi pusat)
www.facebook.com/arif.nasdianto

Berdasarkan hasil pemantauan rekan-rekan penilik dan diskusi terfokus tentang kinerja tutor kesetaraan yang selama ini dilaksanakan di beberapa PKBM masih banyak ditemukan berbagai permasalahan, antara lain;  keterampilan dasar-dasar mengajar, penguasaan materi , penampilan tutor pada saat memberikan pembelajaran di kelas dan bimbingan dari Kepala/Ketua PKBM serta dari penilik jarang dilakukan. Permasalahan ini dapat berakibat buruk pada hasil akademik para warga belajar (peserta didik) dan kitapun tidak menginginkan hasil belajar paket B dan paket C hanya pada tingkat pengetahuan saja.  Disisi lain kita berharap peningkatan mutu pendidikan kesetaraan khususnya paket B dan Paket C memiliki standar mutu yang baik. Peningkatan mutu yang baik untuk lulusan paket B dan C akan mendorong terbukanya mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan mudah. 

Dari permasalahan di atas maka peranan penilik sebagai pembimbing perlu segera instropeksi diri, kenapa ini bisa terjadi??  Hasil pemantaun dan analisis para penilik dan kepala PKBM dalam melakukan bimbingan baik perorangan maupun kelompok masih menggunakan pola konvensional. Artinya bimbingan yang dilakukan oleh penilik dan kepala PKBM kepada Tutor (tenaga pendidik) masih melakukan saran-saran dan kritikan kelemahan kepada tutor berupa catatan – catatan solusi saja tetapi  jarang melakukan balikan dengan tutor untuk memberikan pencerahan Batasan Materi apa saja yang harus dikuasai, keterampilan dasar-dasar mengajar yang baik , mendemontrasikan penampilan yang benar. Kemudian dilakukan tanpa ada persiapan atau perencanaan dalam melakukan bimbingan.

Catatan di atas sepertinya kita masih melemahkan para tutor dan tutor tidak dijadikan rekan atau mitra kerja tetapi masih dijadikan tenaga lepas tanpa penghargaan. Karena tutor juga memiliki kebutuhan dihargai, kasih sayang dan beraktualisasi. Kondisi ini dapat berdampak kurang baik terhadap profesional tutor dalam melangsungkan tugas pokok dan fungsinya.
Melihat uraian di atas maka kita harus memiliki strategi , yaitu memiliki pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi tersebut tentunya mencakup tujuan, siapa yang dilibatkan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Selanjutnya strategi yang diterapkan dalam bimbingan dinamakan strategi layanan bimbingan berupa konselingi individu, konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok dan pengajaran remedial (Achmad Juntika N, 2012, Strategi Layanan Bimbingan &Konseling).

Tentunya strategi bimbingan di atas harus memiliki efektifitas yang tinggi, (kata efektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan, http://aguswibisono.com/2010/efektif-dan-efisien/). Untuk itu bimbingan diberikan  berdasarkan kebutuhan melalui siklus yang sistematis dari tahapa perencanaan, pengamatan atas pelaksanaan, dan analisis yang sistematis. Tindak lanjut dari analisis digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan bimbingan kembali dan seterusnya guna meningkatkan penguasaan materi pada tutor, dasar-dasar keterampilan mengajar dan penampilan tutor sehingga tutor kesetaraan paket B dan C mendapatkan cara-cara meningkatkan dirinya dengan baik. (Jakarta, 21 Juli 2013)

1 komentar:

kurtubi mengatakan...

Penilik betul sekali perlu akrab secara personal dan kontributif secara profesional.

tidak jarang para tutor sebenarnya mau dibimbing dan diarahkan apalagi peran ketua PKBMnya pun proaktif terhadap pembelaan processing study, bukan pada masalah keuangan saja yg dibicarakan dan disesalkan.

Live Traffic Feed